SMP AL-AZHAR 1 LAMPUNG

Kreatif, Inovatif, Beriman, Cerdas dan Bertaqwa

Minggu, 11 Desember 2011

Masa Depan Teknologi Informasi Kesehatan


Teknologi informasi kesehatan didefinisikan sebagai penggunaan teknologi untuk mengatur dan menyebarkan informasi medis bagi konsumen, tenaga medis, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pelayanan kesehatan (Blumenthal dan Glaser, 2007).
Kajian Ebell dan Frame (2001) menyatakan bahwa TI berperan dalam fungsi rekam medik, komunikasi, pendukung pengambilan keputusan klinis, dan proses pembelajaran.

Rekam medik elektronik merupakan salah satu contoh keberhasilan TI dalam menunjang praktek klinik. Rekam medik elektronik secara lambat namun pasti mulai diadopsi oleh berbagai pusat pelayanan kesehatan baik didunia maupun Indonesia.

Dalam tugasnya sehari-hari para praktisi kesehatan seringkali dihadapkan pada berbagai masalah dan ketidakpastian. Perkembangan ilmu kedokteran yang sedemikian maju telah membuktikan bahwa banyak upaya-upaya medik mulai diagnostik hingga terapetik yang dulu dianggap benar, saat ini telah mulai ditinggalkan karena terbukti do more harm than good.

Para petugas kesehatan seringkali dihadapkan pada setumpuk data klinis yang harus disimpulkan untuk dapat mengambil keputusan klinik yang baik.

Sistem pendukung keputusan klinis dipergunakan sebagai salah satu perangkat untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Sistem pendukung keputusan klinis akan memberikan informasi, penilaian, dan rekomendasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan pada pasien individual.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan efektivitas penggunaan sistem komputer untuk memperbaiki praktek peresepan (Bates dan Gawande, 2003). Kajian yang lebih baru oleh Chaudhry, dkk (2006) menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar pelayanan medik, dan mengurangi risiko kesalahan pengobatan.

Kajian sistematis Kawanoto, dkk (2005) pada 70 penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan klinis terbukti meningkatkan pelayanan klinik pada 68% studi.

Analisis lebih lanjut menunjukkan 4 ciri yang signifikan untuk sebuah sistem dapat meningkatkan mutu pelayanan yaitu: (1) sebagai bagian yang otomatis dalam alur kerja klinisi, (2) sistem memberikan rekomendasi tertentu dan bukan hanya assessment, (3) sistem ada di tempat dan pada waktu pengambilan keputusan diperlukan, dan (4) sistem yang berbasis komputer.

Keunggulan penggunaan sistem pendukung keputusan klinis adalah:

(1) meningkatkan keamanan pasien, dengan mengurangi medication error, dan kejadian efek samping yang tidak perlu, serta mengurangi kealahan tes yang tidak perlu,

(2) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan pelaksanaan clinical pathway dan evidence-based clinical practice guideline, dan menfasilitasi penggunaan bukti-bukti ilmiah pendukung yang terbaik dalam pelayanan kepada pasien,

(3) meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kesehatan, dengan mengurangi biaya yang tidak perlu, mengurangi duplikasi tes, mengurangi variasi dan pemborosan peresepan.

Teknologi informasi dan proses pembelajaran kedokteran

Saat ini di dunia kesehatan global berkembang konsep Evidence Based Medicine. Konsep Evidence Based Medicine (EBM) merupakan integrasi dari bukti-bukti penelitian yang terbaik dengan kemampuan klinik dan nilai-nilai yang dimiliki pasien. Bukti-bukti penelitian yang terbaik biasanya berasal dari penelitian-penelitian klinik yang relevan.

Kemampuan klinik merupakan komponen yang penting dalam penerapan konsep EBM, Nilai-nilai yang dimiliki pasien merupakan harapan dan keiinginan yang dimiliki pasien pada saat berobat, dan harus pula diintegrasikan dalam pengamblan keputusan klinik pada saat melayani pasien tersebut (Sacket, 2000). Ketiga elemen dasar tersebut harus diintegrasikan, sehingga dapat dicapai hasil penatalaksanaan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup.

Pertanyaan kritis yang muncul adalah ”bagaimana seorang petugas pelayanan kesehatan atau mahasiswa kedokteran dapat terus menerus memperoleh bukti-bukti ilmiah yang terkini dan terbaik?”

Pada 2 dekade yang lalu pembelajaran lebih banyak didasarkan pada buku teks. Seseorang yang ingin mendapat ilmu pengetahuan yang baru harus pergi ke perpustakaan dan mencari secara manual di dalam buku teks. Hal ini akan sangat menyita waktu dan tenaga.

Salah satu peran teknologi informasi dalam praktek EBM adalah tersedianya sumber referensi dan bukti ilmiah yang dapat diakses secara online. Berbagai bukti ilmiah yang tersebar di seluruh dunia dikompilasi dalam sebuah database di dalam www.pubmed.com.

Pelacakan manual mungkin sekali akan melewatkan berbagai artikel yang valid dan penting. Berbagai jurnal biomedik dan Kedokteran dapat diakses secara gratis dalam bentuk full text secara online. Hal yang mungkin masih menjadi angan-angan dalam waktu 20 tahun yang lalu.

Hambatan dalam adoppsi TI bagi dunia kesehatan

Bates dan Gawande (2003) mengidentifikasi 3 faktor penghambat utama dalam penerapan teknologi informasi pada praktek klinik sehari-hari, yaitu:

(1) hambatan finansial, pengembangan sistem pendukung keputusan klinis memerlukan biaya tersendiri, dan perlu biaya tambahan untuk mengevaluasi secara berkala hasil guna sistem tersebut,

(2) belum adanya standar, belum ada standar data-data apa saja yang direkomendasikan oleh organisasi profesi tertentu untuk dimasukkan dalam sistem pendukung keputusan klinis, saat ini sistem yang ada masih sangat bervariasi,

(3) hambatan kultural, penggunaan teknologi informasi belum dipandang sebagai suatu hal yang penting bagi para dokter dan manajer kesehatan.

Pada situasi di negara berkembang seperti Indonesia, menurut pandangan penulis hambatan yang lain adalah penguasan teknologi informasi oleh para praktisi pelayan kesehatan. Di waktu mendatang, ada haapan yang besar akan peran teknologi informasi medis untuk meningkatkan mutu layanan medik dan keselamatan pasien.

Bagaimana masa depan TI dalam dunia kesehatan?

Perubahan adalah sesuatu hal yang selelu terjadi, baik disukai maupun tidak. Adopsi teknologi informasi dalam dunia kesehatan merupakan fenomena global yang juga akan terjadi di tempat kita. Keridakmampuan suatu organisasi pelayanan kesehatan untuk beradaptasi dengan nilai-nilai global akan menjadikan organisasi tersebut ketinggalam jaman.

Kajian yang dilakukan oleh Bodenheimer dan Grunbach (2003) menunjukkan bahwa secara perlahan namun pasti TI mulai mengambil banyak peran dalam dunia kesehatan. Blumenthal dan Glaser (2007) menunjukkan bahwa rekam medik elektronik telah diadopsi oleh 50% kelompok dokter di Amerika Serikat. Beberpa kritik tajam muncul dalam penggunaan TI.

Kritik tersebut antara lain: (1) TI menuntut waktu ekstra dan sumber daya manusia yang khusus, (2) pengembangan TI terlalu mahal, dan (3) belum ada standar software yang baku untuk suatu organisasi pelayanan kesehatan.

Dalam pertemuan baru-baru ini Prof Antonio Marques dari Portugal menyatakan bahwa resep sukses suatu teknologi informasi untuk dapat meningkatkan mutu layanan kesehatan adalah dukungan kultural dan kesiapan semua pihak dalam organisasi pelayanan kesehatan untuk berubah.

Resep sukses yang lain adalah TI yang digunakan harus mudah dipahami, efektif, dan tersedia onsite dalam pelayanan. Sebuah aturan baku untuk menilai efektivitas suatu software juga harus dikembangkan. Sebuah software yang dikembangkan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu kesehatan yang baik dan mutakhir dapat membuat pelayanan kesehatan yang misleading atau tidak efektif.

Salah satu konsep yang harus dipahami oleh semua pihak adalah bahwa adopsi TI bagi dunia kesehatan harus tetap berprinsip pada peningkatan keselamatan pasien dan mutu layanan kesehatan.

Teknologi informasi harus memberikan kontribusi untuk ”do more good than harm” dalam pelayanan kesehatan. Hal ini membuat suatu program evaluasi yang kontinyu dan sistem monitoring yang baik menjadi bagian yang harus selalu ada dalam adopsi TI bagi dunia medis

Sabtu, 26 November 2011

Peranan Teknologi Informasi dalam Kegiatan Pembelajaran


Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI).

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia

(SDM) TIK, mulai dari keterampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan, perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan dihasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan (Pikiran Rakyat, 2005:Mei).

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut (Rosenberg, 2001).

1.2. Rumusan Masalah

Kegiatan pembelajaran yang efektif memerlukan suatu media yang mendukung penyerapan informasi sebanyak-banyakanya. Seiring dengan perkembangan jaman, maka teknologi informasi berperan penting sebagai sarana untuk mendapatkan sumber informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diajarkan.

1.3. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui peranan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran dan perkembangan dunia pendidikan, serta pengaruh teknologi informasi dalam menghasilkan keluaran peserta didik yang bermutu dan modern.

Peran Teknologi Informasi Untuk Negara Berkembang


Perubahan peranan teknologi informasi didalam organisasi merupakan sebuah
transisi dari era industrialisasi ke era informasi dan jasa. Perubahan
permintaan akan produk dan jasa berubah pada era ini jelas memberikan
pengaruh bagaimana cara mengorganisasikan organisasi

atau perusahaan dan
bagaimana cara untuk menjadikan organisasi kompetitif.

2. Pada era setelah industrialisasi teknologi informasi (TI) dan
pemanfaatannya secara efektif akan membuat pengembangan dan penelitian hanya
membutuhkan waktu yang singkat sehingga mengakibatkan daur hidup produk
lebih singkat. Hal yang sama juga terjadi pada advertensi dan distribusi
akan menyebabkan pesaing menguasai pasar dengan lebih cepat dibandingkan
sebelumnya. Keterbatasan geografi, jarak dapat diminimalkan dengan adanya
perbaikan teknologi komunikasi dan transportasi. Pada umumnya individual
even akan lebih sering terjadi dan lebih pendek dalam durasinya yang
menstimulir tempo yang tinggi pada lingkungan.

Peran Teknologi Informasi Untuk Negara Berkembang


1. Perubahan peranan teknologi informasi didalam organisasi merupakan sebuah
transisi dari era industrialisasi ke era informasi dan jasa. Perubahan
permintaan akan produk dan jasa berubah pada era ini jelas memberikan
pengaruh bagaimana cara mengorganisasikan organisasi atau perusahaan dan
bagaimana cara untuk menjadikan organisasi kompetitif.

2. Pada era setelah industrialisasi teknologi informasi (TI) dan
pemanfaatannya secara efektif akan membuat pengembangan dan penelitian hanya
membutuhkan waktu yang singkat sehingga mengakibatkan daur hidup produk
lebih singkat. Hal yang sama juga terjadi pada advertensi dan distribusi
akan menyebabkan pesaing menguasai pasar dengan lebih cepat dibandingkan
sebelumnya. Keterbatasan geografi, jarak dapat diminimalkan dengan adanya
perbaikan teknologi komunikasi dan transportasi. Pada umumnya individual
even akan lebih sering terjadi dan lebih pendek dalam durasinya yang
menstimulir tempo yang tinggi pada lingkungan.

3. Dalam prediksi teknologi baru dapat mengubah dan menambah power dari
individu. Entreprenuer dapat mulai sebuah bisnis tanpa modal awal. Juga
teknologi telekomunikasi yang memungkinkan orang untuk berpindah tempat
kerja dari kantor ke cara kontrak kerja untuk lebih mendapatkan penghasilan
yang lebih baik. Sebagai konsekuensi human action akan membentuk suatu
network gabungan dari beberapa sistem atau 'metabusiness'. Akibat dari
globalisasi membuat perusahaan memperluas usahanya dan akan mengakibatkan
meningkatnya jangkauan dan range dari sistem, akibatnya lingkungan usaha
secara signifikan menjadi lebih kompleks.

4. Kebutuhan akan perubahan dalam lingkungan yang kompleks mengakibatkan
kompleksitas pengambilan keputusan untuk berubah dalam suatu organisasi.
Sering organisasi yang merespon lingkungan yang kompleks tersebut akan
menambah kompleksitas dari organisasi itu sendiri. Lapisan manajemen,
prosedur dan kontrol bertambah, menjadi pemicu dari organisasi yang simpel
strukturnya menjadi yang lebih kompleks membutuhkan peningkatan dari
koordinasi dan mekanisme kontrol. Banyak organisasi besar saat ini seperti
organisasi publik dan swasta tumbuh menjadi lebih besar dan lebih besar
lagi, mereka menjadi kurang fleksibel dan responsif. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya birokrasi adalah situasi yang buruk untuk menyesuaikan dengan
dinamisasi dari globalisasi, menurunnya keuntungan, meningkatnya kompetisi
dan hal lainnya yang mengganggu stabilisasi status quo. Dampak dari
kebutuhan untuk bereaksi dalam situasi tersebut, adalah perubahan yang
radikal dalam teknologi dan proses organisasi atau di marketnya.
Bagaimanapun sulit menyesuaikan keadaan tersebut dan pengambilan keputusan
untuk brubah adalah sulit .

5. Peranan teknologi informasi) untuk memperbaiki pelaksanaan organisasi di
negara-negara berkembang, mempunyai potensi yang sangat baik. TI mampu
membawa kepada peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja yang lebih
besar, serta penigkatan terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja organisasi.

6. Didalam konteks ini, adalah penting untuk melihat fokus utama TI sebagai
usaha untuk mengurangi (pada tahap paling minimum) rantai proses kerja.
Melalui penghapusan secara besar-besaran beberapa tahap rantai kerja yang
tidak memberikan nilai tambah dan ini akan mengurangi delay diantara tahap
proses kerja. TI membantu dalam hal ini karena ia mampu merealisasikan
aspek-aspek logico-rational didalam praktek kerja yang sesungguhnya. Melihat
pada fokus meminimumkan pada hal ini atas usaha mengurangi pemborosan
didalam sistem kerja dengan membawa kondisi informasi, keputusan dan kerja
tanpa mengambil keseluruhan dari pelaksanaan suatu organisai bukan suatu hal
yang mudah.

7. Dengan mengambil contoh, peningkatan biaya operasi akibat kehilangan
waktu dan tenaga serta pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik dalam
sistem kerja organisasi seperti Perum Kereta Api, Jasa Bank, Bis Umum, Jasa
Asuransi, Departemen-departemen pemerintah. Jika proses perbaikan dan
perawatan kendaraan dan peralatan pada Perum KA serta bengkel-benkel Bus
umum, tidak dilakukan perbaikan segera, akibatnya terlihat pada penjadwalan
yang sering berubah-ubah, tingginya keperluan terhadap perkakas dan tenaga
mekanik, serta ketidak nyamanan kepada pengguna. Hal ini kerap berlaku
disebabkan kekurangan tenaga-tenaga yang berpengalaman dan prosedur kerja
yang sudah usang. Keadaan yang sama juga berlaku pada proses permohonan
pinjaman di bank, memproses polis dan penyelesaian tuntutan pada jasa
asuransi dan bidang lainnya memerlukan waktu penangan yang lama.

8. Keadaan yang sama di dalam sistem birokrasi pemerintah yang lebih besar
termasuk departemen-departemen yang terlibat dengan indutri, keuangan,
energi, transportasi, pembangunan didaerah rural dan sebagainya, pada level
propinsi maupun pada pemerintahan pusat, mengalami kelambatan dalam
mengambil keputusan akibat ketidak spakatan didalam membuat keputusan yang
berkenaan dengan kebijakan-kebijakan penting, proyek-proyek dan
program-program merupakan hal yang biasa terjadi. Hal itu terjadi karena
penangguhan-penangguhan yang terjadi pada beberapa level dimulai dari draft
proposal ke mereka yang berkepentingan untuk membaca, mengkaji dan menilai
kemudian diteruskan melalui beberapa hirarki dalam sebuah organisasi. Dan
pada setiap tingkat dokumen tersebut perlu menunggu untuk beberapa waktu
yang dapat mencapai masa berhari-hari sampai berminggu-minggu. Hal ini akan
mengakibatkan pada biaya proyek yang tinggi dan juga menghambat kelancaran
suatu proyek. Akibat-akibat lainnya tidak tercapainya rencana dan jadwal
yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan membuat imej jelek terhapad
pemrintah dan administrasi. Bagaimanapun, situasi tersebut dapat diatasi
dengan bantuan Image Technology dan work flow sofware.

9. Image Technology adalah suatu cara dimana dokumen-dokumen kertas kerja
yang diperlukan dapat didistribusikan secara elektronik melalui scanner dan
akan muncul secara elektronik pada monitor komputer para pekerja ditempat
kerja masing-masing. Sebagai ganti penggunaan catatan tambahan pada kertas,
pesan elektronik dapat melampirkan dokumen melalui proses tersendiri. Dari
pada menggunakan lembar-lembar kertas yang menumpuk, dokumen-dokumen yang
penting dapat dengan lampirannya dapat disimpan secara digital. Dengan
Image Technology, kita mendapatkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut;
penghapusan penggunaan kertas, akses dokumen yang lebih beragam, pencarian
dan pengumpulan dokumen dengan segera, penghilangan proses fotokopi,
kemudahan untuk mendapatkan informasi, pada bahasa yang mudah "file room at
one's finger tips', mengurangi aspek-aspek penyetoran, penyimpanan dan
mencari serta mendapatkan fakta secara mudah.

10. Work flow software, dapat mengendalikan dan mengarahkan terus kepada
perjalanan dokumen dari satu bagian-kebagian yang lain menurut prosedur
operasi yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengingatkan pihak-pihak
tertentu dan dalam waktu yang sama diberikan peringatan kepada pihak lain
yang berkaitan dengan operasi tersebut seperti mengenai waktu untuk melihat
kembali operasi tersebut dan memasukkan komentar-komentar untuk penilaian
atas operasi berikutnya yang berkaitan dengan operasi tersebut.
Dokumen-dokumen itu secara elektronik didistribusikan kebeberapa
tempat/pusat dengan segera untuk proses persetujuan. Proses untuk membuat
keputusan bukan saja akan bertambah efisien dan cepat juga bertambah
transparant. Pekerjaan yang tertunda juga mampu dilanjutkan dan diselesaikan
dengan mudah.

11. Penciptaan atas suatu kemudahan mengakses "satu sumber informasi" yang
sama dalam konteks persetujuan "joint venture" antara perusahaan di dalam
dan di luar negeri adalah suatu pekerjaan yang dapat memanfaatkan keuntungan
dengan mengaplikasikan TI. Kemudahan seperti itu sangat penting untuk
mengembangkan keselarasan bidang industri di sebuah negara dalam melakukan
tawar-menawar mengenai aspek tempat, aspek infrastruktur, waktu pelaksanaan
proyek dan penilaian akan dampak atas lingkungan. Perhatian seperti itu akan
mengakibatkan ketersediaan data dan informasi yang relevan. Di dalam konteks
ini kemudahan untuk memdapatkan satu sumber informasi menuntut dukungan dari
data base, expert system dan penyediaan arsitektur client server.

12. Penelitian yang sama juga dapat diaplikasikan atas terciptanya satu
sumber informasi untuk para petani yang akan membantu mendapatkan
pengetahuan mengenai hal-hal teknologi pertanian, pinjaman untuk modal,
informasi dari pemerintah, dan input-input produksi. Sistem seperti itu
bagaimanapun dapat dibuat jika didukung oleh jaringan komputer yang lebih
luas (WAN) pada tingkat daerah atau wilayah. Ketidakadaan dukungan dari
Teknologi Informasi ini akan menjadikan suatu sumber informasi tidak dapat
berfungsi dan tidak akan mampu merealisasikan tujuan yang dikehendaki
semula. Keefektifan bagaimanapun amat bergantung kepada rancangan yang
sesuai untuk berbagai peranan, peraturan dan prosedur-prosedur. Penggunaan
BPR secara lengkap sangat diperlukan oleh industri besar di Indonesia.
Dengan perekonomian Indonesia yang sudah berkembang secara global,
pertumbuhan dan perkembangan organisasi-organisasi industri di Indonesia
bergantung kepada kemampuan mereka untuk bersaing secara nyata di dalam
negeri dan pasaran di luar negeri, berdasarkan keunggulan biaya dan
kualitas. TI adalah sangat diperlukan dalam hal ini. Tanpa TI
organisasi-organisasi ini akan gagal untuk mendapatkan margin keuntungan
yang diperlukan untuk persaingan. Organisasi-organisasi terutama dunia
industri di Indonesia perlu belajar, melihat dengan lebih dalam dan
mempraktekan TI, termasuk pendekatan sistem, suatu pemikiran yang dapat
difungsikan untuk bermacam masalah, visi yang lebih jauh lagi adalah berani
mengatakan perubahan dan perancangan ulang, hal-hal yang dijadikan
benchmarking (rujukan), dan reengineering proses-proses kerja.

13. Di negara berkembang kemungkinan untuk mendapatkan apa yang diinginkan
melalui peran TI adalah sangat besar. Sebagai informasi bahwa ada 20 %
hingga 40 % pekerjaan yang tidak produktif di organisasi-organisasi atau
perusahan-perusahaan disuatu negara berkembang.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India